26 Jan 2011

BUAH NANGKA




Nangka kaya dengan kandungan energi yang tinggi, yakni sebanyak 106 kalori untuk setiap 100 gram Begitu juga kandungan karbohidratnya yang mencapai 27,6 gram dan protein sebanyak 1,2 gram,buah ini layak sebagai bahan pangan alternatif. Namun sebaiknya hati-hati dalam mengkonsumsi
buah nangka dalam jumlah yang banyak. Hal ini karena buah kenyal ini dapat menimbulkan gas dalam perut.
Buah nangka juga kaya dengan mineral dan vitamin yang sangat baik untuk menjaga kesehatan maupun mencegah penyakit. Banyaknya kandungan vitamin A (sebanyak 51 RE) dan vitamin C (sebanyak 20 mg) sangat berguna dalam meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan mata.
Begitu juga dengan kandungan kalsiumnya yang tinggi (20 mg) dan fosfor (19 mg), maupun mineral lainnya seperti zat besi (0,9 mg) yang sangat baik sebagai anti oksidan, anti kanker, untuk memperkuat tulang dan gigi, dan melancarkan pencernaan.
 Manfaat buah nangka untuk kesehatan juga terlihat dari kandungan kaliumnya yang cukup besar yang sangat berguna untuk mengatasi hipertensi dan mencegah infeksi.

24 Jan 2011

Acara SEREUNTAUN

Acara Sereuntaun nu d'bwakeun ku ibu2 kp Budaya Sindang Barang Bogor

18 Jan 2011

Pengen liat yg lain Doyok

Manfaat Jus Untuk Gairah Seks

Senin, 17 Januari 2011 - 12:21 WIB

Manfaat Jus Untuk Gairah Seks

JUS, banyak yang menyukainya, terutama mereka yang sedang melakukan diet untuk mempertahankan keseimbangan tubuh. Lalu apa manfaat dari olahan berbagai buah itu? Menurut tim riset AS, banyak keuntungan dari jus, di antaranya bahkan untuk gairah seks!

Menurut mereka, jika mulai mengendur gairah seks, minum saja jus yamg tak hanya terbuat dari buah tapi juga sayuran guna menambah asupan serat dan mineral. Misalnya bit, kol merah, dan bayam merah yang kaya betakoraten dan memiliki khasiat antioksidan untuk mencegah kanker.

Untuk menambah kenikmatan, jus kerap ditambah gula atau susu sayangnya sirup atau gula yang terlampau banyak malah bisa memicu penyakit seperti diabetes atau gula. Dijelaskan periset, dengan penambahan gula atau sirup tidak membuat jus semakin kaya nutrisi. Tapi sebaliknya, dapat mengurangi peran vitamin C pada sayur dan buah yang dijus.

Buah apa sahngkap mitos tentang alpukat.

1. Alpukat

Buah ini kerap dianggap menggemukan. Itu salah, tegas para periset. Justru kandungan vitamin E dan asam folatnya dapat mengencangkan dan melembabkan kulit selain mencegah anemia dan radang usus besar.

2. Apel

Jus Apel berserat (blender) sangat baik untuk mengatasi gangguan pencernaan seperti diare dan sembelit.

3. Kesemek

Buah ini sering disepelekan orang ini pun punya peranan penting untuk tubuh, selain untuk meningkatkan kekebalan tubuh, buah ini juga mampu menangkal flu dan mengatasi hipertensi.

Ada juga disebut terapi jus yang bermanfaat untuk mengendalikan tekanan darah tinggi. Terapi jus mencakup apa yang disebut buah Semangka Jingga yang diracik dari semangka merah dan strawberry. Dua buah tersebut kemudian diblender atau dihaluskan secara bersamaan.

Extra Virgin Pina Colada yang terbuat dari buah nanas, kelapa dan sedikit minyak zaitun extra virgin. Warnanya kuning cantik sangat menggugah selera! Setiap resep jus diberi nama unik sehingga mudah diingat. Dilengkapi juga dengan porsi jus tiap resep, 1-2 gelas saja karena jus buah dan sayur tidak bisa disimpan lama.

Khusus buat penderita diabetes yang tak sanggup menghindari makanan manis, ada resep jus yang enak, segar dan menggiurkan. Misalnya, jus Nona Pingki yang terdiri dari jus jeruk keprok dan buah strawberry. Jika tidak suka rasa asam, boleh dicoba jus Shanghai yang terdiri dari apel hijau, kiwi dan daun mint di blender. Atau ingin mencicipi jus sayuran komplit, cobalah membuat jus Savana yang berwarna hijau dari buncis dan bokcoi plus tomat merah dan sedikit air jeruk lemon.

Jus sayuran juga bermanfaat besar seperti dari Green Spa (kiwi, daun jeruk, serai), atau Smoothie Manggaria yang berisi campuran mangga arumanis dan yogurt tawar. Melodi Ungu (sawi putih, mentimun, ubi ungu, jeruk lemon) pun bisa menjadi alternatif lain pengganti sayuran hijau. Kecuali memberi asupan vitamin dan mineral, jus sayuran ini bisa menghindarkan gejala asam urat. Silahkan mencoba! (telegraph/puri/B)

14 Jan 2011

Wilu jeung Sumping BOGOR BARAT


TEMPO Interaktif
Warga Kabupaten Bogor menyambut gembira diterimanya usulan pembentukan Kabupaten Bogor Barat yang telah disetujui dalam rapat paripurna DPRD Jawa Barat yang ditargetkan mulai dilakukan pada 2010.

Kelak setelah usulam tersebut terealisasi, Kabupaten Bogor harus rela melepas 14 kecamatan yang potensi ekonomi daerahnya lumayan tinggi, termasuk kawasan Gunung Emas Pongkor.

Sejumlah kalangan berharap dengan pembentukan Kabupaten Bogor Barat akan terjadi peningkatan di bidang perekonomian dan kewenangan mengatur daerahnnya.

Rencananya Kabupaten Bogor Barat yang merupakan pemekaran Kabupaten Bogor meliputi 14 kecamatan, yakni nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Pamijahan, Cibungbulang, Ciampea, Tenjolaya, Tenjo, Rumpin, Jasinga, Parungpanjang, Sukajaya, Cigudeg, dan Dramaga.

“Jika ini terjadi, kami akan senang membangun daerah sendiri. Selama ini Bogor Barat bukan menjadi prioritas utama Kabupaten Bogor dalam pembangunan,” ujar Arihta Surbekti, salah seorang tokoh pemuda Kecamatan Cibungbulang, saat ditemui Tempo, Rabu (13/8)

Menurut Arihta yang sejak 2000 aktif dalam forum masyarakat pendukung pembentukan Kabupaten Bogor Barat, keinginan dan perjuangan masyarakat Bogor Barat tercapai, sehingga layak disambut suka cita.

Dia menyebutkan potensi yang ada di wilayah ini sangat besar, antara lain Gunung Mas Pongkor yang dikelola PT Antam, pemanfaatan energi panas bumi yang dikelola PT Chevron Geothermal Salak, dan bahan galian C, batu galena -- bahan baku timah.

Ketua Pansus DPRD Kabupaten Bogor untuk pemekaran wilayah Bogor Barat, Dadeng Wahyudi juga menyambut gembira keputusan ini. “Selama ini kontribusi wilayah ini sangat besar kepada Pemkab Bogor,” jelasnya.

Setelah disetujuinya pembentukan kabupaten baru ini, diharapkan semua urusan pelayanan publik sampai administrasi pemerintahan bisa dilayani dengan baik dan cepat. Selama ini untuk mendapatkan pelayanan publik semacam itu terlebih dulu harus menempuh jarak sekitar 50 kilometer, dari daerah Bogor Barat ke ibukota Bogor di Cibinong.

Mengenai usulan ibukota kabupaten, dari pelbagai daerah yang diajukan -- seperti Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan Darmaga, Kecamatan Cigudeg, dan Kecamatan Leuwisadeng -- namun setelah dikaji ternyata daerah yang paling tepat adalah wilayah Cigudeg. Alasannya secara geografis dinilai lebih aman dari berbagai bencana alam seperti gempa bumi, longsor dan banjir.

13 Jan 2011

Anak Baduy Hoyong Kuliah


Suku Baduy yang tinggal di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Provinsi Banten, dikenal sebagai komunitas masyarakat yang tertinggal karena masih berpegang teguh pada aturan adat yang mereka warisi secara turun-temurun.

Dari sekian banyak adat yang masih hidup di tengah masyarakat Baduy, yakni larangan bagi warganya untuk mengikuti pendidikan secara formal, dan karena itu tidak ada seorang pun yang bersekolah.

Namun, aturan itu tidak membuat Mulyono, salah seorang anak dari Suku Baduy, patah semangat untuk belajar, dan keinginan itu pun didukung adanya celah yang memungkinkan dia belajar.

"Kalau sekolah formal memang kita tidak boleh, tapi jika ingin bersekolah nonformal tidak masalah, dan itu menjadi celah bagi saya untuk belajar baca, tulis dan berhitung," kata remaja berusia 16 tahun itu.

Sejak setahun lalu, anak pasangan Sarkam dan Misnah ini belajar membaca, menulis dan berhitung di Perkumpulan Kelompok Belajar Masyarakat (PKBM) Dian Puspita.

"Sudah setahun ini saya bersekolah di PKBM Dian Puspita, dan sekarang saya sudah bisa membaca, menulis dan berhitung, senang rasanya saya tidak buta huruf lagi," kata Muloyo yang tinggal di Kampung Balimbing Kecamatan Kanekes Kabupaten Lebak itu.

PKBM itu terletak di Desa Ciboleger Kecamatan Kanekes, yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Mulyono setiap hari datang ke lembaga pendidikan norformal itu untuk menimba ilmu.

Karena kegiatan rutin bekerja di ladang dan sawah untuk membantu kedua orang tuanya, maka Mulyono pun baru bisa berangkat ke tempat PKBM dan mulai belajar pada pukul 14.00 WIB.

Dengan mata berninar dan raut muka sumringah, Mulyono mengaku dirinya kini sudah tercatat sebagai salah seorang siswa pada lembaga pendidikan luar sekilah (PLS) keseteraan paket-A.

"Saya sekarang sudah masuk paket-A, dan sebentar lagi akan ikut ujian, tidak tahu bisa lulus atau tidak, tapi mudah-mudahan lulus ya," katanya, sambil dari kedua bibirnya tersungging senyum.

Remaja yang memiliki tinggi badan 150 centimeter dan berawakan sedang itu, juga mengaku tidak akan berhenti belajar, bahkan ingin melanjutkan pendidikannya hingga bangku kuliah.

"Saya ingin kuliah seperti orang Indonesia lainnya, dan keinginan itu akan berupaya saya wujudkan," katanya.

Ia sadar, dengan berkuliah dan memiliki ilmu pengetahuan akan mengubah hidupnya ke arah lebih baik, dan tentu akan mengubah anggapan selama ini, bahwa warga Baduy tidak pernah sekolah dan bodoh.

"Kalau tidak sekolah, saya akan begini-begini saja. Saya tidak mau tertinggal. Saya harus maju," ujarnya.

Remaja berkulit bersih ini juga memiliki keinginan yang sangat baik. Dia ingin seluruh warga Baduy ke depan bisa membaca, menulis dan berhitung, tidak lagi seperti sekarang, yang sebagian besar masih buta huruf.

Untuk itu, ia berharap pemerintah bisa mendorong pembentuk PKBM di lokasi yang berdekatan dengan kawasan permukiman suku tertinggal itu, sehingga mudah bagi anak-anak Baduy dalam menuntut ilmu.

"Kalau anak-anak Baduy memang sudah cukup banyak yang melek aksara, tapi orang tuanya masih belum bisa membaca dan menulis," katanya.

Meski pemikiran Mulyono lebih maju dibandingkan warga Suku baduy lainnya, namun tidak mengubah penampilan dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Adat masih dia patuhi.

Mulyono masih mengenakan baju kempret (sejenis koko) tangan panjang warga hitam dan celana sedengkul dengan warga yang sama.

Dalam keseharian remaja itu pun masih membawa koja, tas yang terbuat dari anyaman kulit kayu yang dibuat sendiri oleh warga Baduy, dan kalau berjalan bersama beberapa orang, dia masih berada di belakang yang lebih tua.

Suku Baduy mendiami lokasi seluas 5.101 hektare (Ha) di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar sekitar 38 Km dari Rangkasbitung, ibu kota Kabupaten Lebak. Mereka hingga kini masih memegang adat secara ketat, dan seluruh warga harus mematuhinya.

Suku Baduy dibagi dalam dua bagian, yakni Baduy Dalam dan Baduy Luar. Mereka merupakan komunitas unik, karena tidak mau mengenal moderenisasi, dan karena itu dalam kehidupannya tidak ada kesenjangan sosial, tak ada yang miskin dan kaya, semuanya sama.

Baduy memiliki tata pemerintahan sendiri dengan kepala suku sebagai pemimpinnya yang disebut Puun, berjumlah tiga orang, yang dibantu delapan orang jaro yang memiliki fungsi dan tugas masing-masing.

Banyak larangan yang diatur dalam hukum adat Baduy, di antaranya tidak boleh bersekolah, dilarang memelihara ternak berkaki empat, tak dibenarkan bepergian dengan naik kendaraan, dilarang memanfaatkan alat eletronik, alat rumah tangga mewah dan beristri lebih dari satu.

Mata pencarian masyarakat Baduy terutama bercocok tanam padi huma dan berkebun serta membuat kerajinan koja atau tas dari kulit kayu, gula aren, tenun dan sebagian kecil telah mengenal berdagang.

Buta huruf

Hingga awal Agustus 2010, penyandang buta aksara di Provinsi Banten sebanyak 124.041 jiwa, yang tersebar di tujuh kabupaten/kota di daerah itu.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten Eko Endang Koswara, menjelaskan jumlah buta aksara di daerah itu setiap tahun mengalami penurunan yang cukup signifikan.

"Pada 2007 jumlah buta aksara di Banten sebanyak 447.069 jiwa, pada 2008 turun menjadi 232.268 jiwa, 2009 kembali berkurang jadi 155.305 jiwa dan hingga awal Agustus 2010 tinggal 124.041 jiwa," katanya.

Dari tujuh kabupaten/kota, warga buta aksara paling banyak terdapat di Kabupaten Tangerang, yakni 64.298 jiwa, kemudian di Pandeglang 29.283 jiwa, Lebak 15.050 jiwa, dan Kota Serang 8.345 jiwa.

Kemudian di Kota Tangerang sebanyak 5.268 jiwa, di Kota Cilegon 1.797 jiwa, sedangkan di Kabupaten Serang belum terdata.

Ia juga menjelaskan, pemberantasan buta aksara bukanlah pekerjaan yang mudah, perlu kerja sama dan dukungan berbagai pihak terkait termasuk masyarakat.

Memberantas buta aksara, kara dia, bukan hanya menjadikan masyarakat bisa baca, tulis dan berhitung, tapi mendorong seluruh warga agar bersemangat untuk belajar.

"Pemberantasan buta aksara juga merupakan upaya memutus mata rantai kemiskinan. Kalau masyarakat pintar maka tidak akan ada lagi yang miskin," ujarnya.

Pemerintah Provinsi Banten menargetkan bebas penyandang buta aksara pada tahun 2012, dan masyarakat Suku Baduy tentu merupakan bagian dari target dari program tersebut.

Wakil Gubernur Banten HM Masduki, mengatakan sejak berpisah dengan Provinsi Jawa Barat, program pemberantasan buta huruf/buta aksara di Banten selama 10 tahun telah memberikan hasil yang signifikan, karena setiap tahun selalu mengalami penurunan.

Menurut dia, Pemerintah Provinsi Banten telah melaksanakan program pemberantasan buta aksara secara intensif sebagai upaya untuk mempercepat peningkatan tingkat melek huruf.

Buta huruf merupakan masalah nasional yang akan terus diupayakan untuk diberantas. Saat ini warga yang tidak bisa baca-tulis di Indonesia mencapai 8,7 juta jiwa, dan secara bertahap akan terus dikurangi.

Direktur Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan Nasional Ella Nurlailawati menjelaskan, pada akhir 2010 jumlah penyandang buta aksara di Indonesia ditargetkan tersisa 8,3 juta jiwa.

"Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengentaskan buta aksara ini, dan hingga akhir 2010 diharapkan tinggal tersisa 8,3 juta lagi," katanya.

Para penyandang masalah sosial itu, kata dia, 65 persen tinggal di pedesaan dan hidup dalam kondisi miskin.

Dari total penderita buta aksara itu, kata dia, sebanyak 300 ribu jiwa di antaranya berusia 14-24 tahun, 1,1 juta jiwa berumur 25-44 tahun dan 7,3 juta jiwa berusia 45 tahun ke atas.

Pemerintah, kata dia, sangat bersungguh-sunggun menuntaskan buta aksara itu, walapun tidak mudah untuk merealiasikannya, dan sejauh ini Indonesia dinilai oleh dunia sebagai negara yang berhasil "memerangi" masalah sosial itu.

"Indonesia ditetapkan sebagai negara paling berhasil memberantas buta akara, dan karena itu dijadikan sebagai pelopor untuk wilayah Asia-Pasifik," ujarnya.

Ella juga menjelaskan, pemerintah telah menetapkan strategi untuk menekan jumlah buta akara itu, di antaranya memfokuskan penanganan pada provinsi, kabupaten/kota dan desa yang masih pada penduduk buta aksaranya.

Melihat keseriusan pemerintah tersebut, agaknya perwujudan tekad seorang anak Baduy, Mulyono, untuk kuliah, tinggal menunggu waktu.

KRAKATAU AKTIF

Gunung KRAKATAU nuju aktif ngeluarkeun asap wedus dan sesekali terdengar letusan shingga nimbulkeun gtaran d'kaca2 rumah pnduduk skitar Anyer

8 Jan 2011

Bahasa sunda 5thn k'hareup punah d'kwasan BOGOR


Jumat, 3 Desember 2010 | 22:31 WIB

BOGOR, KOMPAS.com — Bahasa Sunda diprediksi akan punah dari tradisi percakapan sehari-hari warga Kabupaten dan Kota Bogor, Jawa Barat, dalam lima tahun ke depan.

Budayawan Bogor, Eman Sulaeman, di Bogor, Jumat (3/12/2010), mengatakan, berdasarkan analisisnya, lima tahun ke depan bahasa Sunda Bogor akan punah akibat tidak digunakan mayarakat dalam percakapan sehari-hari.

"Lima tahun ke depan, bahasa Sunda Bogor akan punah karena masyarakat Bogor sudah semakin asing dengan bahasa Sunda," ujar Eman Sulaeman.

Prediksi dan kekhawatiran Eman Sulaeman tersebut didasari oleh semakin merosotnya penggunaan bahasa Sunda dalam pergaulan warga Bogor.

"Dari tahun ke tahun, penggunaan bahasa Sunda oleh warga Bogor semakin merosot," ujar Eman Sulaeman yang juga Ketua Yayasan Hanjuang Bodas, lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pelestarian kebudayaan tradisional Sunda Bogor.

Ancaman kepunahan bahasa Sunda dari pasaran kehidupan warga Bogor sangat disayangkan Eman Sulaeman, mengingat Bogor adalah ibu kota bangsa Sunda masa lalu.

Bahasa Sunda Bogor juga merupakan salah satu induk bahasa Sunda Jawa Barat.

"Memang, bahasa Sunda Bogor relatif kasar dibandingkan dengan wilayah Priangan atau Priangan Timur karena tingginya asimiliasi masyarakat dan akulturasi budaya. Namun bagaimanapun, Bogor merupakan induk kebudayaan Sunda," ucapnya.

Ancaman kepunahan bahasa Sunda di Bogor dikhawatirkan Eman akan menjadi awal dari petaka bangsa Sunda, yang menjadi pemicu kepunahan di daerah-daerah lain di Jawa Barat.

Untuk mengatasi ancaman itu, Eman Sulaeman mengajak pemerintah daerah, baik Kabupaten maupun Kota Bogor, serta masyarakat kedua daerah meningkatkan komitmen melestarikan warisan budaya tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

"Ini merupakan tanggung jawab bersama. Semua pihak harus ambil bagian menyelamatkan bahasa dan budaya Sunda Bogor," demikian Eman Sulaeman.